Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Israel Siapkan Rencana Evakuasi Warga Gaza, Trump Ingin Kuasai Wilayah?

BuletinKita.com – Ketegangan di Jalur Gaza memasuki babak baru setelah Presiden AS Donald Trump mengusulkan pemindahan warga Palestina ke negara lain dan mengambil alih wilayah tersebut. Militer Israel kini diperintahkan untuk menyusun rencana agar warga Gaza bisa keluar selama gencatan senjata berlangsung.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa dirinya telah menginstruksikan IDF (Israel Defense Forces) untuk merancang mekanisme keberangkatan warga Palestina.

“Saya telah menginstruksikan IDF untuk menyiapkan rencana guna memungkinkan keberangkatan sukarela bagi penduduk Gaza. Mereka dapat pergi ke negara mana pun yang bersedia menerima mereka,” ujar Katz, dikutip dari AFP.

Ia juga menyebut bahwa rencana Trump dapat membuka peluang rekonstruksi Gaza, dengan syarat wilayah itu didemiliterisasi dan bebas ancaman.

Trump Ingin Gaza Dikuasai AS, Netanyahu Antusias

Pernyataan mengejutkan Trump muncul setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih. Trump mengklaim bahwa usulan ini mendapat dukungan luas dan akan membawa stabilitas di kawasan.

“Jalur Gaza akan diserahkan ke Amerika Serikat setelah pertempuran berakhir. Tentara AS tidak akan dibutuhkan! Stabilitas di kawasan akan terwujud!” tegas Trump.

Netanyahu pun menyambut usulan itu dengan antusias.

“Saya pikir ini ide luar biasa. Hal ini harus benar-benar dikejar, diteliti, dan dilakukan, karena bisa menciptakan masa depan yang berbeda bagi semua pihak,” kata Netanyahu.

Namun, rencana Trump tidak berjalan mulus. Sebelumnya, ia mengusulkan agar warga Gaza dipindahkan ke Mesir dan Yordania, tetapi kedua negara tersebut menolak keras.

Kecaman Internasional: Rencana Trump Dinilai Menciptakan Ketidakstabilan

Langkah Israel dan AS ini menuai kritik dari berbagai pihak. Kementerian Luar Negeri Mesir menegaskan bahwa rencana tersebut justru bisa menghancurkan negosiasi gencatan senjata dan berisiko memicu pertempuran baru.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, juga mengingatkan bahwa rakyat Palestina memiliki hak yang tidak dapat dicabut untuk hidup di tanah mereka sendiri.

Sementara itu, Hamas menolak keras usulan Trump dan menyebutnya sebagai bentuk penjajahan baru.

“Pernyataan Trump tentang AS yang akan mengambil alih kendali Gaza sama saja dengan deklarasi terbuka niat untuk menduduki wilayah tersebut. Gaza adalah milik rakyatnya, dan mereka tidak akan pergi,” ujar juru bicara Hamas, Hazem Qassem.

Dengan meningkatnya tensi politik dan militer di kawasan, banyak pihak kini mempertanyakan: Akankah rencana ini benar-benar terlaksana, atau justru memicu konflik yang lebih besar?