Buletinkita.com – Mei 2025, Hari Buruh Internasional 2025 di Monas menjadi saksi sejarah: Presiden Prabowo Subianto berdiri di tengah lautan buruh, menyuarakan keberpihakan nyata pada pekerja – terutama buruh perempuan dan pekerja rumah tangga (PRT) yang selama ini berada di pinggiran perlindungan hukum.
Di hadapan lebih dari 200 ribu buruh dari seluruh penjuru negeri, Prabowo menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan keadilan sosial yang sejati. Bagi Koordinator Presidium Forhati Nasional, Hj. Jamilah Abdul Gani, momentum ini adalah angin segar bagi kaum perempuan pekerja.
“Forhati akan mengawal penuh pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga. Sudah saatnya mereka, yang bekerja 24 jam di ruang domestik tanpa suara, mendapat penghargaan dan perlindungan hukum yang adil dan bermartabat,” tegas Jamilah.
Tiga Komitmen Nyata dari Presiden Prabowo:
1. Penghapusan Outsourcing: Pemerintah akan menghapus sistem kerja outsourcing secepat mungkin. Prabowo akan membentuk Satgas PHK dan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional (DKN) untuk memastikan transisi yang adil bagi pekerja tanpa mengabaikan iklim investasi.
2. RUU Perlindungan PRT Dikebut: Pembahasan RUU Perlindungan PRT akan dimulai pekan depan. “Mudah-mudahan tidak lebih dari tiga bulan, undang-undang ini akan selesai,” ujar Prabowo di atas panggung.
3. Pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional: DKN akan menjadi wadah representatif kaum buruh, termasuk tokoh-tokoh perempuan, yang akan bermitra langsung dengan pemerintah dalam menyusun kebijakan perlindungan tenaga kerja.
Forhati Nasional menggugah nurani publik lewat seruannya: “Perempuan berhak dilindungi dari ketidakadilan, kemiskinan, kerentanan medis dan eksploitasi tenaga. Mari tegakkan hukum untuk pekerja rumah tangga!”
Dengan dukungan kuat dari kepala negara, para buruh tidak hanya mendapat panggung untuk bersuara—mereka kini punya pendengar, dan yang lebih penting: seorang presiden yang menjanjikan tindak nyata.
Leave a Reply