Alasan BPOM Melarang Penggunaan Angkak dan Bahayanya bagi Tubuh

BuletinKita.com – Belakangan ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia melarang penggunaan angkak dalam produk obat dan suplemen makanan. Angkak Sendiri adalah beras merah hasil fermentasi, sering digunakan secara tradisional untuk menurunkan kolesterol dan meningkatkan kesehatan. Namun, BPOM menilai bahwa terdapat risiko kesehatan yang serius terkait penggunaannya, terutama karena kandungan aktif di dalamnya, yaitu monakolin K.

Bahaya Angkak:

  1. Kandungan Monakolin K
    Monakolin K adalah senyawa dalam angkak yang mirip dengan lovastatin, obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol. Penggunaan monakolin K tanpa pengawasan medis dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan hatikerusakan otot (rhabdomyolysis), dan masalah ginjal. Seperti obat statin, monakolin K bisa memicu kerusakan pada organ vital jika digunakan dalam jangka panjang.
  2. Potensi Efek Samping Kesehatan
    Monakolin K dalam angkak bisa menyebabkan peningkatan enzim hati, menandakan adanya kerusakan atau peradangan hati. Selain itu, ada risiko kerusakan otot yang dapat mempengaruhi ginjal dan menyebabkan gagal ginjal akut. Pengguna angkak yang juga mengonsumsi obat lain berisiko mengalami interaksi obat berbahaya, terutama jika obat tersebut memengaruhi metabolisme hati.
  3. Ketidakpastian Dosis
    Dosis monakolin K dalam produk suplemen herbal sering kali tidak terstandarisasi. Beberapa produk mungkin mengandung kadar monakolin K yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, yang menambah risiko bahaya bagi konsumen.
  4. Kurangnya Bukti Keamanan Jangka Panjang
    Penggunaan angkak dalam pengobatan tradisional belum didukung oleh bukti ilmiah yang kuat mengenai keamanan jangka panjangnya. Penelitian modern menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam angkak memiliki risiko yang mirip dengan obat-obatan farmasi.
  5. Larangan Serupa di Negara Lain
    Beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, juga telah membatasi penggunaan angkak dalam suplemen makanan karena kandungan monakolin K yang memerlukan pengawasan medis.
  6. Risiko bagi Kelompok Rentan
    Kelompok seperti ibu hamil, lansia, dan penderita penyakit kronis berisiko lebih besar mengalami efek samping dari angkak, termasuk interaksi obat yang membahayakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.